BERITA & INFORMASI Kemenag Lima Puluh Kota

SAPA LIMA PULUH KOTA

Transformasi digital menuju pelayanan publik yang lebih baik
whatsapp-chat
SAPA LIMA PULUH KOTA adalah Sistem Administrasi Pelayanan Agama Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan Aplikasi berbasis android, ios dan windows yang dikembangkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota untuk Layanan publik berbasis digital. Secara umum, layanan yang dikelola oleh aplikasi SAPA LIMA PULUH KOTA diantaranya seperti layanan kesekretariatan, penyelanggaraan haji dan umrah, pendidikan agama, pendidkan madrasah, pondok pesantren, penyelenggaraan zakat wakaf dan bimbingan masyarakat islam.
whatsapp-chat Klik LAPOR untuk
melaporkan masalah,
isu dan keluhan
Pelayanan Publik
whatsapp-chat cari layanan kami di sippn.menpan.go.id
Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional
(SIPPN) Kementerian PAN-RB RI
gambar

Amanat Apel Pagi, Enam penyakit peradaban masa kini

Berita

Amanat Apel Pagi, Enam penyakit peradaban masa kini

Lima Puluh Kota, Humas - Sebagai agenda rutin setiap Senin pagi, Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota menggelar Apel Pagi. Hari ini, Senin (11/9) bertindak sebagai Pembina Apel Pagi, Kepala Kantor H. Irwan. Dalam arahannya kepala kantor menyampaikan enam penyakit peradaban masa sekarang.

Yang pertama adalah Keputusasaan. Menurut kepala kantor, keputusasaan yang dialami seseorang banyak terjadi karena tidak pandainya dalam menyukuri hidup. Dalam sebuah instansi, keputusasaan harus dihindari demi mewukudkan mimpi besar. Mimpi besar dapat diraih dengan komitmen dan semangat yang harus disandarkan kepada Allah. Menurut kepala kantor, kerja dengan perencanaan setengah, hasilnya yang didapat juga setengah. 

“Yang ke dua adalah rendahnya kejujuran. Pada era ini, kebohongan akan dapat dilihat seperti sebuah kebenaran, dan sebaliknya. Maka sikap jujur sangat diperlukan agar kebenaran tidak dikalahkan oleh kebohongan,” ungkap kepala kantor.

Penyakit masa kini yang ke tiga adalah cinta dengan permusuhan. Seribu teman masih terasa kurang, sementara satu musuh terlalu banyak. Kepala kantor mengatakan, komitmen persaudaraan harus terus dibangun. Perbedaan itu lumrah, namun jangan sampai bermusuhan.

Ciri selanjutnya adalah dangkalnya pengetahuan. Pengetahuan yang dangkal akan membuat informasi yang disampaikan tidak utuh, sehingga hl ini bisa memicu munculnya permasalahan. Ciri ke lima adalah Despotisme, yaitu orang yang selalu merasa benar dan tidak mau disalahkan.

“Ciri peradaban masa kini yang terakhir adalah egois. Egois adalah pandangan yang hanya mengutungkan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Sementara dalam sebuah instansi dan lembaga, kebersamaan itu ibarat sebuah mobil. Mobil yang sehat akan bergerak dengan melibatkan semua unsur motoriknya. Satu unsur saja yang kurang, akan menyebabkan mobil akan tersendat-sendat dalam berjalan,” lanjut kepala kantor.

Dari enam penyakit yang diuraikan, kepala kantor berharap seluruh jajarannya dapat mengambil hikmah dan pelajaran, demi terwujudkanya mimpi besar yang dibangun Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota.(Nina)

Dipublikasikan oleh : Harnina
Tanggal : 11-09-2023
Sudah dibaca : 161 kali

Berita lainnya

Apa kata mereka tentang Kemenag Lima Puluh Kota

Testimoni