BERITA & INFORMASI Kemenag Lima Puluh Kota

SAPA LIMA PULUH KOTA

Transformasi digital menuju pelayanan publik yang lebih baik
whatsapp-chat
SAPA LIMA PULUH KOTA adalah Sistem Administrasi Pelayanan Agama Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan Aplikasi berbasis android, ios dan windows yang dikembangkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota untuk Layanan publik berbasis digital. Secara umum, layanan yang dikelola oleh aplikasi SAPA LIMA PULUH KOTA diantaranya seperti layanan kesekretariatan, penyelanggaraan haji dan umrah, pendidikan agama, pendidkan madrasah, pondok pesantren, penyelenggaraan zakat wakaf dan bimbingan masyarakat islam.
whatsapp-chat Klik LAPOR untuk
melaporkan masalah,
isu dan keluhan
Pelayanan Publik
whatsapp-chat cari layanan kami di sippn.menpan.go.id
Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional
(SIPPN) Kementerian PAN-RB RI
gambar

Nefri Leni; Media Pembelajaran Inovatif Diciptakan Tenaga Pengajar Yang Kreatif

Berita

Nefri Leni; Media Pembelajaran Inovatif Diciptakan Tenaga Pengajar Yang Kreatif

Lima Puluh Kota, Humas -- Digemleng hingga hari ke tiga, peserta Pelatihan Di Wilayah Kerja (PDWK) guru madrasah se Kabupaten Lima Puluh Kota masih semangat mengikuti diklat yang membahas Metodologi Pembahasan. Diklat yang disajikan dalam bentuk ceramah, diskusi, diskusi kelompok, dan pemaparan hasil diskusi kelompok, menjadikan peserta semakin antusias.

Selama tiga hari ini peserta menerima materi diklat dari Widyaiswara Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan (BDK) Padang, Nefri Leni, S.E., M. Pd. Dalam materi yang diberikan, Widyaiswara ramah ini membeberkan materi Konsep Metodoligi Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran.

Dalam materi yang disampaikan, secara umum Wiyaiswara menyampaikan bahwa dalam penyampaian materi kepada peserta didik harus dengan metode yang tepat dan mudah dipahami. Kemudahan peserta didik memahami materi pembelajaran sangat tergantung kepada media pembelajaran yang digunakan.

Penggunaan Media Pembelajaran yang tepat akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang sulit. Media Pembelajaran ini erat kaitannya dengan kretaifitas tenaga pengajar. Media Pembelajaran yang inovatif akan lahir dari tenaga pengajar yang kreatif. Semakin kreatif tenaga pengajar menciptakan dan mencari media pembelajaran, akan semakin mudah menyampaikan materi kepada peserta didik, tentunya Media Pembelajaran ini harus yang efektif dan efisien,” ungkap Nefri Leni.

“Proyek materi yang disamapaikan kepada peserta didik tidak bisa dalam sekali pertemuan. Minimal dua kali pertemuan. Ada beberapa syintak atau langkah-langkah dalam penerapan model Projek Based Learning, diantaranya dengan menentukan pertanyaan mendasar tentang proyek, susun perencanaan proyek, susun jadwal, pemantauan kemajuan proyek yang diberikan, dan terakhir pemberian penilaian," lanjut Nefri Leni.

Tak lupa pada berbagai kesempatan penyampaian materi, Widyaiswara yang sudah memiliki banyak jam terbang ini selalu mengingatkan agar tenaga pendidik memiliki kreatifitas dan inovasi dalam menyuguhkan materi pembelajaran kepada peserta didik. Jangan membuat peserta didik bosan dengan materi yang disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Dihubungi disela kegiatan, Fivikem Rahayu, Tenaga Pengajar pada MTsN 3 Lima Puluh Kota menyatakan syukur bisa diikutkan dalam diklat ini. Vikem berujar, diklat yang akan berjalan hingga 6 hari ke depan ini sangat memberi manfaat bagi guru-guru di madrasah. Ilmu tentang Metodologi Pembelajaran yang selama ini belum dipahami atau bahkan belum diketahui, menjadi amunisi bagi tenaga pengajar usai diklat ini nantinya.

“Diklat ini sangat bermanfaat. Kesempatan ini memberikan ruang bagi kami tenaga pengajar agar bisa berinovasi dalam mengajar. Suntikan semangat dari pemateri menjadi semangat baru bagi kami untuk menjadi tenaga pengajar yang kreatif dan inovatif. Diklat seperti inilah yang sangat kami butuhkan,” ungkap Vikem.

“Dengan penerapan model-model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, tentu tenaga pendidik akan lebih menguasai materi, lebih rileks menghadapi peserta didik, dan tentunya akan lebih menarik dan menyenangkan, sehingga penyerapan materi lebih maksimal,” pungkas guru mata pelajaran Bahasa Indonesia ini. (Nina)

 

 

Dipublikasikan oleh : Harnina
Tanggal : 16-02-2023
Sudah dibaca : 182 kali

Berita lainnya

Apa kata mereka tentang Kemenag Lima Puluh Kota

Testimoni