Sri, Guru MTsN 6 Liko Uraikan Amalan Ringan Pembuka Pintu Surga Pada Pertemuan Bulanan DWP
Sri, Guru MTsN 6 Liko Uraikan Amalan Ringan Pembuka Pintu Surga Pada Pertemuan Bulanan DWP
Lima Puluh Kota, Humas – Menjadi tenaga pendidik tidak serta merta menjadikan seseorang akan berkecimpung bersama peserta didik di kelas saja. Banyak hal yang bisa di lakukan seorang tenaga pendidik. Berbekal ilmu yang mumpuni, seorang tenaga pendidik bisa tampil memberikan motivasi, berbagi pengalaman, atau bahkan mentransfer ilmu baru bagi orang lain.
Hal inilah yang dilakukan oleh seorang Yusrina Sri oktaviani. Panggilannya Sri. Seorang tenaga pendidik pada MTsN 6 Lima Puluh Kota. Sri didapuk sebagai pentausiah pada kegiatan pertemuan bulanan Dharmawanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, Jumat (22/7) di aula Serbaguna kantor tersebut. Sri tampil dengan kajian harian dan bahasa sederhana namun menggugah hati audiens.
Mengupas hadis dari Abu Hurairah terkait tiga perkara yang tidak akan putus aliran pahalanya hingga akhirat kelak, dengan mengangkat tema “Amal Ikhlas, Amal Cerdas, Menuju Surga Teratas”, Sri mampu membuat bulu kuduk audiens merinding. Kenapa tidak, dengan mengupas tiga amal tersebut, semua manusia pasti menginginkan sebuah amal ringan, namun pahalanya akan mengalir hingga yaumil masyar kelak. Namun, meski ringan, Sri menyebut amalan ini masih banyak yang meremehkan.
Amalan pertama adalah Sedekah Jariah. Jariah yang berarti mengalir, mengajarkan manusia bahwa sedekah ringan seperti mendonasikan Alquran, sedekah untuk pembangunan rumah ibadah, rumah pendidikan, berzikir, dan berkata yang baik-baik, adalah amalan yang mampu membawa manusia ke surga.
Amalan ke dua adalah ilmu yang bermanfaat. Sri menyebut, dunia digital saat ini sangat memungkinkan seseorang berbuat amal kebajikan dengan berbagi ilmu yang bermanfaat. Meneruskan dan membagikan pesan singkat dari satu grup WhatsApp yang benar dan tidak mengandung unsur fitnah adalah satu amalan berbagi ilmu. Mengajarkan Alfatihah kepada anak didik ataupun anak sendiri, mengajarkan ilmu tajwid, bahkan mengajarkan ilmu di madrasahpun adalah suatu ladang menebar ilmu yang bermanfaat.
“amalan ke tiga adalah doa anak yang saleh yang mendoakan kedua orang tuanya. Amalan ke tiga ini adalah satu rangkaian yang tidak bisa dipisah. Seorang anak, yang memiliki kepribadian yang saleh, lalu mendoakan kedua orang tuanya, adalah amalan yang akan mengalir pahala. Ketiganya tidak bisa berdiri sendiri, anak saja, tanpa saleh, tanpa mendoakan orang tua, atau anak saleh namun tidak mndoakan orang tua, amalannya tidak akan sampai,” jelas pendidik yang mengajar Bahasa Arab ini.
Menutup tausiahnya, perempuan asal Pesisir Selatan dan berdomisili di Pakan Sinayan Kota Payakumbuh ini mengajak audiens untuk menerapkan ketiga amalan ini. Sri menyebut, meski ringan, namun amalan ini akan bisa membawa manusia ke surga. Jangan sepelekan amalan ringan. Sri menggambarkan keadaan seseorang yang muflis atau merugi di yaumil masyar kelak. Mereka adalah manusia yang beramal pedas. Mereka yang beramal pedas adalah manusia yang menjalin hubungan baik dengan Allah, namu lupa menjalin hubungan baik dengan manusia. Siang malam beribadah kepada Allah, namun lisannya selalu menyakiti orang lain, perbuatan selalu menzalimi orang, lain, perbuatannya selalu menyakiti orang lain. Maka amalan orang seperti ini akan berpindah kepada orang lain yang telah disakitinya. Inilah yang disebut amalan pedas, hilang tanpa bekas dan hanya tinggal memikul dosa.(Nina)
Dipublikasikan oleh : Harnina
Tanggal : 23-07-2022
Sudah dibaca : 198 kali
Beberapa tahun terakhir saya sangat merasakan kerjasama yang luar biasa dengan Kemenag Lima Puluh Kota untuk membangun Lima puluh Kota khususnya di bidang keagamaan. (6 Maret 2023)
Pelayanan haji yang baik pada tahun 2024